Catatan Bang H. Ozil
Jaga Diri Dan Keluarga Kita
By: Bang H.Ozil, Gadok, 18-08-2021.
Asalamualaikum salam sejahtera untuk kita smua terutam saudara ku dari sabang sampai meroke yang ada di Dirgantara 7 yang di mulyakan oleh Allah Azza Wajalla semoga di pagi ini kita senantiasa di berikan kesehatan baik rohani maupun jasmani Aamiiin ya robbal Alamin..
Baca juga:
Api Pengetahuan Bung Karno
|
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam sebuah majlis ilmu pernah berkata bahwa makna *jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka* adalah melakukan ketaatan kepada Allah dan tinggalkan maksiat serta suruhlah mereka untuk berdzikir kepada Allah. Maka dengannya Allah selamatkan kalian dari api neraka”.Sedangkan Muqatil dan Ad Dhahak dalam tafsir Ibnu Katsir:4/391 berkata, makna peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, adalah, “Engkau memerintahkan mereka untuk mentaati Allah dan mencegah mereka dari bermaksiat kepada Allah, hendaklah engkau menegakkan perintah Allah teradap mereka, memerintahkan mereka dengan perintah Allah dan membantu mereka dalam urusan tersebut, dan jika engkau melihat kemaksiatan dari mereka maka hendaklah engkau menghardik mereka”.Sementara Ali bin Abi Thalib ra mengatakan bahwa makna “peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka adalah didiklah mereka dan ajarkan ilmu kepada mereka (addibhum wa ‘allimhum) Sayyidina Ali bin Abi Thalib juga menjelaskan bahwa dalam menjaga keluarga dari Api Neraka dilakukan dengan berbagai hal.
Sungguh Allah telah menyusun miliaran mata rantai kehidupan diantara makhluk-makhluk-Nya. Tidak seekor nyamuk pun yang luput dari kemahatahuan-Nya. Semua terawasi dengan baik. Bahkan sehelai daun yang jatuh di tengah hutan belantara di negeri antah berantah pun terjadi atas kehendak-Nya. Segala sesuatu teratur sedemikian rupa, menunjukkan bahwa Dia lah Yang Maha Agung. Demikian pula halnya dengan perjalanan hidup kita. Allah SWT juga telah mengaturnya. Siapa diri kita, dimana kita berada .Pada hakekatnya, Allah tidak mengenalkan istilah beruntung pada hamba-Nya. Itu merupakan sebuah ujian.
Baca juga:
Siapakah Satrio Piningit Tahun 2024?
|
Suatu ketepatan peluang yang diberikan oleh-Nya dengan kemampuan kita untuk menyusup di celah-celah peluang tersebut. Bersyukurlah jika kita memperoleh sesuatu yang lebih dan bersabarlah jika kita masih belum mendapatkan apa yang diinginkan, meskipun kita telah berusaha sekuat tenaga. Pasti ada rahasia dabalik itu semua, karena Allah juga telah merencanakan.
Jadi, sebenarnya kita sekarang sedang memerankan suatu profesi dalam sebuah “drama” diatas panggung dunia ini.
Setelah kita mengakhiri peran tersebut, kita akan kembali pada hakekat diri kita bahwa kita hanyalah seorang hamba Allah. Yang menjadi patokan sukses atau tidak adalah waktu yang telah kita jalani selama berperan diatas dunia. Semua itu akan ada balasan dari Yang Maha Adil. Tidak ada yang disia-siakan. Semuanya akan dipertanggungjawabkan dan memperoleh balasan yang setara.Tks wasalam bila mana kebenaran itu semata" milik Allah Azza wajalla, namun bila mana ada kesalahan itu bentuk kebohan dan kefakiran kami.