Desa Gunung Karamat Produksi Kopi Yang Alami, Prosesnya Dijemur Di Bawah Sinar Matahari 

Sukabumi - Banyak berbagai potensi yang dimiliki disetaip desa-desa yang ada di Sukabumi, salah satunya di Desa Gunung Karamat Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jabar.

Desa ini (GunungKaramat) adalah  merupakan suatu Desa perbatasan antara Propinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten.

Baca juga: Ini yang Diharapkan Kades Ciheulangtonggoh Terkait Pengolahan Sampah

Budaya gotong royong di desa ini juga patut diacungkan jempol. 

Selain itu, Desa Gunung Karamat juga terdapat anugrah pemandangan yang luar biasa dan sangat indah.

Baca juga: Puluhan Polisi Bantu Bersihkan Rumah Warga Paska Banjir Bandang di Purabaya Sukabumi

Cocok sebagai destinasi wisata pilihan. 

Suasana alam pegunungan yang indah, cocok untuk mengembangkan pertanian seperti pisang, kopi, sayuran, atau juga pohon-pohon sejenis kayu.

Baca juga: Warga Masyarakat Desa Gandasoli Dukung Program Herd Immunity Dengan Antusias Ikuti Vaksinasi Covid-19

Ditangan dingin Jaro/Kepala Desa Gunung Karamat yang akrab disapa Jaro Beta, kerukunan dan keguyuban serta semangat juang terus dikibarkan. 

Hasil dari perjuangan bersama warga masyarakat dalam mengolah lahan pertanian, Desa Gunung Karamat punya produk unggulan yaitu Kopi Gunung Karamat. 

Baca juga: Babinsa Desa Cikiray Hadiri Acara Pelantikan PAW Masa Jabatan 2022 - 2025

"Wah ini, kalau cerita perjuangan sangat luar biasa. Tapi indah kalau sudah minum hasilnya, yaitu Kopi Gunung Karamat, " ungkap jaro Beta melalui sambungan whatsappnya, Jum'at 15 Oktober 2021.

Lanjutnya, ada beberapa hektar lahan kopi disini dengan berbagai jenis.

Baca juga: Puluhan Relawan Ikuti Kegiatan Sosialisasi Dan Bimbingan Teknis SDG's di Desa Girijaya

"Kita panen sendiri, lalu prosesnya alami kopi tersebut dijemur, jadi cita rasanya beda pokoknya, " ungkapnya.

Masih kata Jaro Beta, kopi itu minuman dunia, Dimana saja pasti ada kopi.

"Mudah-mudahan Kopi Gunung Keramat juga  mendunia dengan cita rasa yang luar biasa hasil jerih payah para petani. Dan saya sendiri terjun langsung kelapangan, karena saya tidak mau setengah-setengah, " tandasnya.