Ritual Keagamaan Runtuh Karena Covid-19

    Ritual Keagamaan Runtuh Karena Covid-19
    DR.H.Adang Rukhiyat, M.Pd. (Ketua Umum Maestro Foundation)

    Renungan pagi ini

    Ritual Keagamaan Runtuh karena C-19.

    Ditulis Oleh: DR.H.Adang Rukhiyat, M.Pd.
    (Ketua Umum Maestro Foundation).

    Di masa Covid 19 ini, untuk pertama kali dalam sejarah umat Islam modern kaum muslimin mendapat pembatasan - alias PPKM bahkan di beberapa tempat, larangan tegas untuk melaksanakan kegiatan ritual ibadah (sholat Ied dan sholat Jumat) di masjid di musholla dan lapangan. Peristiwa ini bukan hanya terjadi di peloksok tanah air, tetapi juga berlaku hampir di seluruh dunia. Bahkan di  pusat kegiatan ritual ibadah umat Islam terbesar yang menjadi kiblat umat Islam di seluruh dunia umat Islam  harus ikut menutup diri, alias dilarang sholat dan thowaf di dekat Kabah dan lingkungan Masjidil Haram, Mekkah, sampe² naik haji buat rakyat Indonesia dibatalkan .

    Pemerintah di  seluruh dunia, dari mulai level tertinggi PBB, WHO, presiden, gubernur, bupati, walikota hingga pejabat RT, saat ini turun tangan mengeluarkan kebijakan  melarang,  membatasi umat memasuki masjid dan musholla untuk kegiatan  sholat berjamaah di hari-hari besar dan  hari penting bagi ummat Islam. 

    Hampir seluruh masjid, musholla, dan majelis taklim di kota - kota besar maupun kecil bukan hanya  pintunya ditutup dengan kunci gembok, tetapi juga lapisan  karpet-karpet  yang ada di dalam masjid harus diangkat, menandakan betapa seriusnya larangan sholat dan beriumpul di masjid.

    Apa sebetulnya yang sedang terjadi hingga begitu dahsyat  pengaruh Covid 19 terhadap umat beragama hingga  mampu mengubah total cara pandang umat Islam (juga umat agama lainnya). Sholat dan berzikir di  masjid, kebaktian di Gereja, yang sebelumnya begitu sakral tiba - tiba  masjid dan tempat ritual ibadah lainnya seolah-olah tak punya arti lagi. Ka'bah, Vatikan,  yang dianggap jantung kehidupan ummat beragama terbesar, tiba tiba saja menjadi seonggok  bangunan batu  yang sepi,  "ditakuti" ummat enggan mendekat.

    Pelajaran berharga dan penting apa kira-kira  yang bisa kita tarik dari semua peristiwa di atas?

    Setidaknya ada lima pelajaran penting dan berharga yang bisa kita petik. Kelimanya memperlihatkan  dan berujung  pada runtuhnya sikap pengkultusan terhadap ritual agama.

    Pertama, pendemi  covid 19 memiliki kekuatan global yang luar biasa, membuat umat manusia tunduk  setunduk - tunduknya sampai - sampai  semua pola prilaku hidup manusia saat ini diatur berdasarkan protokol covid 19, ternasuk mengatur  meniadakan kegiatan ritual rutin  keagamaan yang sudah ribuan tahun menjadi bagian dari kehidupan beragama umat manusia, lebih khusus lagi bagi ummat islam yang sadar betul bahwa ritual keagamaan sbg hal _"given"_ dari Allah bukan karangan manusia.

    Kedua, kegiatan ritual beragama secara berjamaah di masjid, musholla bahkan di depan Ka'bah, gereja, vihara, Batlehem, ternyata terbukti  bukan hal yang permanen dan bukan pula  postulat penting yang tak bisa diubah dalam kehidupan beragama. Sekarang orang boleh tak pergi ke masjid dan sujud di depan Ka'bah, atau ke gereja dan vihara  (termasuk mungkin melupakannya ), asalkan  tetap berTuhan.

    Bertuhan artinya, mampu menyambungkan serta memelihara frekwensi hubungan positif manusia dengan  Sang Maha Pencipta (spiritual) meskipun bukan di tempat - tempat berupa bangunan masjid dan gereja buatan manusia. Dialog dan hubungan manusia dengan Pencipta nya bisa tersambung dan dilakukan dimana saja dan kapan saja termasuk di rumah saat _stay at home isoman di rumah_

    Ketiga, ternyata yang pertama dan utama  (first thing first) dalam kehidupan  beragama  bukan soal perkara memperbanyak atau mempertahankan kegiatan ritual keagamaan secara berjamaah di masjid atau di tempat - tempat ibadah lainnya, tetapi ditekankan pada tindakan dan perbuatan indvidu secara langsung dengan frekwensi Tuhan nya, hingga tiap umat beragama berada di garis terdepan menjaga, memelihara dan mempraktekkan sifat - sifat Tuhan dalam praktek kehidupan sehari hari (religiusitas) di rumah.

    Keempat, jika  agama itu diyakini sebagai sumber nilai kehidupan bagi aktivitas manusia dalam banyak perspektif, maka sumber itu harus diterapkan terlebih dahulu para kehiduoan individu dan keluarga (stay at home/isoman). Artinya, jika individu manusia sudah baik, maka ia akan bisa membina keluarga dengan baik dan tentu dari keluargalah kemudian nilai - nilai positif kehidupan berdasarkan frekwensi Tuhan tersemai secara efektif dan masif di dalam kehidupan reall yang lebih luas.

    Kelima, atas dasar itu semua, maka kegiatan ritual agama  yang dipraktekkan selama ribuan atau ratusan tahun   dianggap ciptaan manusia sendiri (khusus di Islam, Ritual ibadah keagamaan/ibadah mahdhah adalàh _given_ dari Allah SWT) bukan karangan manusia yang sewaktu waktu bisa diubah - ubah seperti yang terjadi saat era covid 19 ini.

    Fenomena di atas mendukung tesis  saya sebelumnya, bahwa kegiatan ritual keagamaan keberadaannya dianggap bukan lagi jadi tujuan utama manusia dalam berTuhan. Tujuan utama berTuhan se-olah² adalah menginternalisasikan  (nternalize) nilai - nilai (sifat sifat Tuhan)  ke dalam kehidupan pribadi manusia, lalu mengejawantahkasifat-sifat tersebut di dalam kehidupan  bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Praktek ritual keagamaan dianggap penting dan perlu sepanjang itu menjadi suatu metode atau cara untuk mencapai derajat tertinggi manusia. Yakni menjadi manusia unggul/ _insanul kamil_ yang berupaya menyesuaikan diri dengan sifat²  Tuhan menuju ridhallah, sebagai insan kamil yg taat pada tujuan makhluk bernama manusia itu ada di dunia sbg khalifatullah fil ard yakni wamàa kholaqtul jinna wal insa, ilaa liya'buduuun.

    Wallahu alam.
           AR IXVIV

    Pandemi Covid-19 Jabar
    Aa Ruslan Sutisna

    Aa Ruslan Sutisna

    Artikel Sebelumnya

    Ki Bambu Banten

    Artikel Berikutnya

    Koramil 0622-04/Cikidang Sosialisasikan...

    Berita terkait

    Rekomendasi berita

    Gebragan Maruly di Awal Tahun Tangkap 9  Pelaku Rudapaksa di Sukabumi
    Siapakah Satrio Piningit Tahun 2024?
    Kpt Arm Witono  Berikan Materi Bela Negara dan Cegah Kenakalan Remaja di Surade 
    Beauty Sexy dan Beauty Women Office  Tengku Careen Tampil Memukau
    Ikon Polsek Parakansalak Polres Sukabumi, Ada Buku Curhat Bhabinkamtibmas

    Tags